Penyakit autoimun terjadi apabila sistem
kekebalan tubuh seseorang berbalik menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya atau
system kekebalan tubuh itu menyerang dirinya sendiri. Jadi akan menyebabkan
kekacauan pada sistem pertahanan tubuh penderita tersebut, seharusnya
sistem kekebalan tubuh itu sebagai pertahanan tubuh dalam melawan penyakit
seperti bakteri, virus, dan sel-sel asing lainnya. Akibatnya kesehatan tubuh
akan bermasalah berkepanjangan, lemas, kurang tenaga, nyeri, dan lain-lain
keluhan.
Bila seseorang divonis menderita
autoimun biasanya akan menjadi panik/stress, dan ketakutan, karena merasa penyakitnya susah
disembuhkan/tidak bisa disembuhkan oleh para medis.
Penyakit yang berkenaan dengan autoimun saat
ini ada 151 macam penyakit, berdasarkan daftar list pada AARDA (American
Autoimmune Related Diseases, www. aarda.org).
Pengalaman pengobatan kami dengan penyakit-penyakit
yang berkenaan dengan autoimun adalah dengan menggunakan Tehnik Akupoin dan Herbal
(Tumbuhan Obat Indonesia).
Tehnik akupoin untuk sekian banyak terapi tubuh
sudah terdefinisi sejak ribuan tahun (basis akupunktur, pengobatan cina kuno)
seperti memperbaiki sistem darah, sistem organ, tulang, sendi, dan sebagainya. Dengan menggunakan Microcurrentpen hasilnya efektif, nyeri-nyeri tubuh akan teratasi, dan
pemulihan tenaga akan berlangsung cepat, serta aman (SELAC Theraphy).
Herbal dibutuhkan
karena ada infeksi, peradangan, dan pembengkakan. Kenapa herbal? Karena banyak
penderita yang tidak kuat dengan efek samping obat sintetis (obat kimia),
akibatnya penderita akan makin menderita, oleh karena itu akan aman menggunakan
herbal karena tidak punya efek samping seperti obat kimia. Dengan memberikan
herbal yang sesuai kebutuhan, dosis yang tepat hasilnya akan lebih
efektif dan aman.
Kasus Fibromialgia (autoimun).
- 28 Juni 2011 – 4 Juli 2011, DM, laki, 13 tahun, New Jersey – Amerika, berkunjung ke Bandung. Menderita Fibromialgia sudah 7 bulan, sudah ditangani oleh 5 dokter spesialis dan akupunktur di New Jersey, namun hasilnya nihil. Keluhan berjalan terus, tiap bangun pagi semua sendi-sendinya terasa sakit, sehingga sudah mengganggu aktifitas sekolah. Pengobatan/ terapi dilakukan tiap hari (pagi dan sore) selama seminggu, dengan dibantu asupan herbal anti nyeri, anti radang, anti bakteri, anti virus dan yang meningkatkan imunitas. Alhamdulillah, DM pulih dalam waktu seminggu. Sampai sekarang DM sehat dan tidak pernah kambuh.
- 17 Juni 2017 – 2 September 2017, EN, wanita, 38 tahun, ibu rumah tangga, Jakarta. Keluhan sejak tahun 2015. Menurut dokter medis yang bersangkutan menderita autoimun dan tidak bisa disembuhkan. Hasil periksa lab semua normal, namun bila kambuh penyakitnya bisa tidak beraktifitas rumah tangga karena kesakitan akibat nyeri. Saat datang pertama EN dalam kondisi lemas, namun setelah dilakukan 1x terapi yang bersangkutan sudah bertenaga, tidak lemas lagi. Terapi dilakukan sebanyak 32x, serta diberikan asupan herbal. Alhamdulillah EN pulih total.
Kasus Glomerulonephritis (autoimun).
5 April 2018 – 24 Agustus
2018 D (Rama), laki, 15 tahun, Bandung, menderita Glomerulonephritis.
Glomerulonephritis
ini salah satu penyakit yang berhubungan dengan autoimun. Penyakit ini
menyebabkan peradangan pada bagian ginjal yang menyaring darah. Dikenal juga
dengan nama Sindrom Nefrotik atau Ginjal Bocor (silahkan baca artikel tgl 27
April 2018 “Ginjal Bocor sharing dari sobat Bambang S Noor”, curhat sang ayah).
Gejala Glomerulonephritis :
Darah atau protein dalam urin (hematuria, proteinuria), urin berwarna coklat,
tekanan darah tinggi, pembengkakan pada wajah, perut, dan pergelangan kaki, air
kencing berbusa, kencing lebih sedikit dari biasanya, pada pagi hari wajah
bengkak.
Terapi dilakukan tiap hari 1x,
Senin s/d Jum’at. Selama waktu pengobatan 2x terjadi kekambuhan.
Pertama,
setelah kondisi merasa pulih, Rama makan asupan protein (daging sapi)
berlebihan (lupa pantangan), sehingga penyakit kambuh lagi, bengkak dan demam.
Kedua, makan
asupan Jengkol, ternyata mengakibatkan penyakit makin parah (urinalisis +++). Tubuh
bengkak dengan bobot 118 kg.
Obat-obatan kimia semua
dihentikan, karena yang bersangkutan tidak kuat/sensitif terhadap efek samping
obat yang menyebabkan penyakit akan menjadi parah. Jadi semua obat menggunakan
herbal (diuretic, antiradang, anti bengkak).
Alhamdulillah, setelah berobat selama 4,5 bulan, Rama pulih total. Berat
tubuh 90 kg, turun 28 kg. . Verifikasi pemeriksaan lab. 6 September 2018, Hb 15,9 (12,0 –
16,0), Kreatinin 0,8 (0,67-1,17), eGFR 138,9 (110-170) artinya kondisi Ginjal
Normal dan Glomerulonephritis recovery.
Kesimpulan :
Penderita penyakit yang berhubungan dengan autoimun masih punya prospek untuk total recovery , salah satunya dengan SELAC Therapy, menggunakan Tehnik Akupoin (akupunktur tanpa jarum, dengan Microcurrentpen) dan Herbal Indonesia.
Penderita penyakit yang berhubungan dengan autoimun masih punya prospek untuk total recovery , salah satunya dengan SELAC Therapy, menggunakan Tehnik Akupoin (akupunktur tanpa jarum, dengan Microcurrentpen) dan Herbal Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar