Sabtu 9 September 2017, jam 10. 45,
dikunjungi S, laki, 65 thn, Jakarta, dengan menggunakan tongkat jemuran kruk
agar bisa terbantu untuk melangkah, berjalan, karena kaki kiri sudah tidak bisa
berfungsi, tidak ada tenaga, akibat sudah seminggu menderita stroke. Beliau diantar
dan didampingi Pak Budhiono Soemantri (sobat FB) mantan pasien saya 4 tahun
yang lalu, pernah menderita stroke juga (sekarang sudah pulih). Saya sebagai
praktisi terapis/pengobat, menyadari bahwa kemampuan alat terapi maupun
pengetahuan/pengalaman tata cara terapi sebenarnya sudah jauh berkembang dibanding
4 tahun lalu, karena improvement SELAC Therapy berjalan terus, learning by
doing….
Namun dengan hati-hati saya katakan bahwa dengan kondisi waktu stroke
yang dialami penderita S , telah berlangsung seminggu sebenarnya sudah
terlambat (resiko bisa cacat) untuk bisa mendapatkan bantuan pemulihan yang
efektif dan optimal, karena golden period sekitar 4 jam setelah kena stroke
(saya sendiri sudah pernah pengalaman 4x kena stroke). Tetapi saya katakan
lagi, tidak perlu cemas, akan saya usahakan bantu melakukan terapi dengan
pengetahuan dan pengalaman terbaik yang saya punyai saat ini. Kemudian segera saya
periksa kondisinya dengan komputer, juga saya periksa status lidahnya, dan
status tekanan darahnya sistolik 184 (tinggi), diastolik 87, nadi 91. Setelah
itu dilanjutkan mulai melakukan terapi setrum (SELAC Therapy) didaerah kepala,
untuk memperbaiki sirkulasi otak. Stroke adalah serangan otak, bila otak
terganggu (sebagai pusat saraf tubuh) pada bagian sebelah kanan maka resikonya tubuh
kiri sarafnya akan terganggu . Jadi artinya, bila sirkulasi otak tidak dibenahi
terlebih dahulu, maka penderita stroke tidak akan pulih. Terapi berlangsung 30
menit. Alhamdulillah, setelah selesai terapi yang pertama kali penderita stroke
sudah bisa berjalan tanpa bantuan tongkat jemuran kruk, walaupun belum
sempurna, kelihatan prospek pemulihannya efektif. Pada hari Sabtu tersebut,
dilakukan terapi 3x. Jeda waktu masing2 setelah terapi keterapi berikutnya
adalah 2 jam. Setelah terapi pertama, diberikan asupan herbal sesuai kebutuhan
kasus tubuh.
Besoknya hari Minggu 10 September pengobatan/terapi dilanjutkan
dengan memeriksa gula darah puasa terlebih dahulu , jam 09.18 levelnya 85
mg/dL, tekanan darah sistolik 150 (tekanan turun), diastolik 80 (tekanan turun),
dan nadi 69 (nadi normal). Dua jam setelah makan, jam 11.21 diperiksa lagi level
gula darahnya 143 mg/dL (penderita stroke sebelumnya juga menderita diabetes).
Hari Minggu ini terapi stroke dilanjutkan sebanyak 2x terapi. Jadi pada hari Sabtu
dan Minggu terapi stroke yang sudah dilaksanakan sebanyak 5x terapi (dua hari).
Alhamdulillah, yang bersangkutan sudah bisa berjalan kembali, karena kaki kiri
yang lemah tanpa tenaga sudah berfungsi kembali, semua proses alamiah, efektif,
tanpa sakit, dan aman. Semoga cerita kasus stroke ini akan bermanfaat buat
sobat-sobat , untuk menularkan kesehatan pada kasus stroke, dan juga sebagai
second opinion. Salam sehat dari Ir. H.
Ansuska Gumanti, 0812 2024 270/0818 43 7557.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar