SOLUSI SEHAT DENGAN SELAC - HOLISTIK - EFEKTIF - ALAMIAH - AMAN

Rabu, 09 April 2014

Jantung koroner, nyeri dada kiri menguap setelah 3x terapi

Status pasien N, laki, 51 thn, Jakarta, menderita jantung koroner pada beberapa titik di 3 saluran (arteri), 1 titik menyumbat 100%, 2 titik menyumbat 90%, 1 titik 80%, dan 2 titik 70% (berdasarkan hasil foto koroner angiogram, lihat gambar). Dokter menyarankan harus segera dilakukan tindakan bypass.

Telah dicoba dengan terapi EECP (Enchanced External Counterpulsion) sebanyak 36x (1 bulan) namun kemajuannya hanya 4 %. Kondisi fisik belum dirasakan berubah, cepat lelah, bila berjalan tidak bisa jauh/lama, terasa lelah dan nyeri di dada sebelah kiri.

Sabtu 5 April 2014, jam 09.11 yang bersangkutan saya periksa secara kualitatif dengan quantum magnetic resonance analyzer, Coronary Artery Elasticity- nya memang rendah, artinya terjadi penyumbatan serius di arteri koroner . Untuk menanggulangi kasus jantung koroner tersebut direncanakan 3x terapi, dengan jeda waktu 2 jam untuk setiap kali terapi. Terapi pertama dilakukan totok setrum elektrostatik dengan jari pada seluruh jalur organ (jari kaki dan tangan), selanjutnya didaerah dada untuk sirkulasi jantung. Terapi selesai dalam 15 menit. Selanjutnya diberikan asupan herbal pembakar lemak dan sirkulasi jantung. Dua jam kemudian, kembali dilakukan terapi yang sama seperti diatas, yaitu terapi yang kedua. Setelah terapi kedua selesai, pasien diminta untuk melakukan aktifitas jalan kaki untuk mengetahui kondisi fisik yang bersangkutan.

Sebelum melakukan terapi yang ketiga, pasien memberikan laporan bahwa setelah jalan kaki selama 7 menit, masih terasa letih dan dada kiri terasa nyeri. Oleh karena itu pada terapi ketiga dimulai terapi kombinasi dengan menggunakan alat “nanocurrent pen” untuk titik ginjal di tapak kaki, dan beberapa titik diarea dada/jantung. Terapi ketiga selesai dalam waktu 12 menit, dan pasien saya anjurkan untuk mencoba naik-turun tangga (3 lantai) untuk mengetahui pengaruh hasil terapi terhadap fisik. Setelah dicoba oleh pasien untuk naik-turun tangga, tidak terasa letih dan tidak terasa lagi nyeri di dada kiri, hanya jantung berdebar-debar. Alhamdulillah, ada perbaikan pada arteri koroner karena rasa nyeri di dada kiri sudah tidak dirasakan.


Minggu 6 April 2014, jam 09.54 yang bersangkutan saya periksa kembali secara kualitatif dengan quantum magnetic resonance analyzer, Coronary Artery Elasticity- nya ada kemajuan 15 poin, dan Stroke Volume membaik (dari warna kuning, berubah jadi biru). Kemudian mulai diterapi kembali dengan rencana terapi 3x sehari. Terapi dilakukan dengan totok setrum dengan jari, dan dikombinasi menggunakan “microcurrent pen”. Terapi tahap pertama selesai 15 menit. Setelah 2 jam, terapi kedua dilakukan dengan cara yang sama. Demikian pula terapi ketiga. Setelah terapi ketiga sang pasien mencoba naik-turun tangga (3 lantai) 3x bolak-balik, tanpa terasa letih ataupun nyeri di dada kiri, hanya jantung berdebar lebih kencang, artinya secara fisik ada perbaikan yang berarti, karena rasa nyeri di dada kiri tidak muncul. Kami amati kondisi yang bersangkutan sampai hari ini (Rabu, 9 April 2014), sang pasien tidak merasakan lagi keluhan nyeri di dada kiri, ataupun dada berdebar-debar, ataupun rasa cepat letih seperti sebelumnya.
Namun demikian progress diatas masih perlu perawatan lanjut, untuk beberapa kali terapi lagi, sampai dengan kondisi kasus jantung koroner tersebut benar-benar sudah aman alias sudah tidak beresiko lagi bagi yang bersangkutan.
Kesimpulan :
SELAC (Sinusoidal Electro Acupressure) dengan “Microcurrent Pen” yang kami kembangkan sendiri memberikan prospek yang sangat berarti untuk solusi penderita jantung koroner, hanya dalam waktu relatif cepat, singkat, rasa nyeri di dada kiri bisa diatasi (hanya dalam sehari). Walaupun masih perlu konfirmasi pemeriksaan foto koroner angiogram untuk mengetahui sampai seberapa jauh kondisi koroner pasien bisa terbantu, namun prestasi terapi ini sangat menjanjikan bagi penderita jantung koroner, sebelum memutuskan untuk pasang ring atau bypass. Sangat efektif, cepat, murah, alamiah, dan aman. Insya Allah.

Kontak: Ir.Ansuska Gumanti, 022-7101921,0812 2024 270,0818 43 7557
Praktek : Bandung (Jl. Muararajeun Kulon no.22) dan Jakarta (Jl. Keselamatan I no.15, Saharjo, Tebet, Jaksel)
Bandung : Senin-Kamis (09.00 -18.00), Jum'at (08.00 - 11.00)
Jakarta : Sabtu (08.00 - 18.00), Minggu (08.00 - 16.00)



Rabu, 26 Maret 2014

Solusi Retinitis Pigmentosa (RP) makin efektif dengan “Microcurrent Pen”

Sebagaimana diketahui penyakit gangguan mata Retinitis Pigmentosa (RP) masih belum ada solusi pengobatannya di dunia kedokteran mata konvensional (kedokteran modern), padahal penderita RP, baik cepat maupun lambat akan beresiko mengalami buta penglihatan, akibat luas pandang penglihatan makin menyempit dengan berjalannya waktu, apalagi bila tiap hari, selama seharian bekerja didepan komputer, perjalanan penyakit RP akan lebih cepat. Biasanya yang bersangkutan matanya mengalami minus/silindris, melihat malam susah, kena cahaya matahari silau dan kadang mata jadi nyeri, mata berkabut, adaptasi terang-gelap butuh waktu yang lebih lama, dan ada juga yang susah membedakan warna (buta warna).

Berdasarkan pengalaman kami, penderita RP rata-rata mengalami stres berkepanjangan karena menyadari resiko akan mengalami buta penglihatan, dan mencoba berobat kesana kemari ke pengobat alternatif untuk mendapatkan perbaikan atau pemulihan, dengan konsekuensi bila pengobatan tidak tepat maka laju kecepatan penyakit RP akan makin bertambah, sehingga mempercepat kebutaan para penderita RP tersebut.

Sebelumnya, kami melakukan terapi mata kepada para penderita RP dengan totok setrum elektrostatik / jari tangan saja, namun sejak 27 Februari 2014 terapi mata untuk para penderita RP dikombinasi dengan menggunakan “Microcurrent Pen”, yaitu tambahan alat terapi yang kami kembangkan dan kami buat sendiri dengan arus AC dalam orde micro ampere, arus sangat kecil, dan sangat aman. Hasil terapi mata jauh lebih efektif, kecepatan pemulihan lebih cepat bisa dicapai dibandingkan hasil terapi sebelumnya. Pengamatan terhadap 6 orang penderita RP selama 27 Februari 2014 s/d 26 Maret 2014 (Wanita: YA 25 thn, IW 32 thn, S 22 thn, SW 39 thn. Laki: H 50 thn, NA 34 thn), pada setiap proses terapi mata terasa panas, kemudian air mata mengalir keluar. Indikasi ini menandakan air mata yang terperangkap pada jalur-jalur yang macet telah terbenahi , beban mata menjadi ringan dan penglihatanpun makin bertambah terang. Terjadi proses perbaikan mata secara bertahap.

Insya Allah, terapi ini memberikan prospek pemulihan untuk penderita RP yang belum terlanjur buta penglihatan, dan juga untuk kasus-kasus gangguan mata lainnya.  Efektif,  alamiah, dan aman.

Kontak: Ir.Ansuska Gumanti, 022-7101921,0812 2024 270,0818 43 7557
Praktek : Bandung (Jl. Muararajeun Kulon no.22) dan Jakarta (Jl. Keselamatan I no.15, Saharjo, Tebet, Jaksel)
Bandung : Senin - Kamis (09.00 -18.00), Jum'at (08.00 - 11.00)
Jakarta : Sabtu (08.00 - 18.00), Minggu (08.00 - 16.00)