Fibromyalgia (FM)
Fibromyalgia
berasal dari kata latin “fibro” (jaringan fibrosa) dan Yunani “myo” (otot) dan
“algia” (nyeri).
Fibromyalgia
adalah kondisi yang berkaitan dengan rasa nyeri kronis yang menyebar pada
beberapa titik nyeri (tenderness). Diindikasikan nyeri yang menyebar pada sendi
dan otot, kelelahan dan depresi. Namun nyeri ini bukan peradangan sendi atau
otot, walaupun titik nyeri-titik nyeri tersebut lokasinya disekitar sendi, dan
berpotensi nyeri yang melumpuhkan.
Pengaruh
dari nyeri tersebut mengakibatkan penderita tidak bisa tidur nyenyak , sehingga
pada saat bangun tidur di pagi hari, tubuhpun merasa lelah karena kurang tidur dan
dibarengi dengan nyeri-nyeri sendi dan otot kaku. Kondisi ini berlanjut terus,
sehingga penderita FM banyak yang
depresi dalam kehidupannya sehari-hari.
Kriteria Titik Nyeri
(Tenderness points)
Untuk mendiagnosa titik nyeri kasus FM,
ACR (American College of Rheumatology ) menentukan 18 titik nyeri (lihat
Gambar), yang menyebar pada leher, punggung, dada, siku, pinggul, bokong dan
lutut. Titik-titik tersebut tertekan sedikit saja akan menimbulkan rasa sangat
nyeri.
Tanda-tanda FM
- Nyeri pada paling sedikit 11 titik nyeri (tender points) dari 18 titik pada kriteria diatas.
- Nyeri kronis menyebar : diatas dan dibawah pinggang, disebelah kanan dan kiri tubuh, menderita nyeri paling sedikit 3 bulan
Penyebab FM
Sampai saat ini belum diketahui
secara pasti penyebab dari FM, apakah dari bakteri ataukah dari virus. Jadi
belum ada diagnosa dari Laboratorium yang bisa menunjukan penyakit FM ini.
Epidemi FM
Ditengarai yang menderita FM berusia lebih
dari 80% adalah wanita, dengan usia 35-55 tahun. Sisanya adalah pria, anak-anak
dan usia tua.
Swedia dan Inggris 1 % dari populasi,
dan Amerika 2 % dari populasi (Penderita FM di Amerika tiap tahun berjumlah
jutaan orang).
Salah satu solusi FM yang efektif
Pengalaman
klinik (terapi) kami, dengan elektro akupresur tiap hari dan diberikan asupan ramuan
Indonesia, dalam seminggu akan memberikan kepulihan pada penderita FM, sangat
efektif, alamiah dan aman.
Elektro
Akupresur yang memberikan Elektrostatik pada titik jauh meridian akupoin yang
ada di jari kaki dan tangan, titik-titik REN dan DU pada tubuh, akan memberikan
perbaikan sistem saraf pusat dan saraf tepi, keseimbangan energi tubuh, dan
perbaikan sistem tubuh. Sehingga sudah cukup untuk memulihkan rasa nyeri FM
tersebut, dan membuat tubuh kembali bugar.
Sedangkan
asupan Ramuan Indonesia yang diberikan adalah yang bersifat anti bakteri, anti virus, anti radang, anti
nyeri, anti alergi, revitalisasi sel tubuh, dan meningkatkan imunitas tubuh. Ramuan
tersebut adalah Pegagan (Centella
asiatica), Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa), Kombinasi akar sidaguri (Sida rhombifolia L.),
sambiloto (Andrographis paniculata), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa),kompri (Symphytum
officinale L.) serta Tripang (Sea
cucumber).
Pengalaman Terapi : Kasus Fibromyalgia
Tgl 28 Juni 2011, DM, laki, 13 thn, berkunjung untuk terapi
yang didampingi oleh sang ibu. Kebetulan DM hanya bisa berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Inggris saja, karena dibesarkan di New Jersey.
Keluhannya “joint pain, back pain, muscle pain” dan
didiagnosa dokter Fibromyalgia. Keluhan telah berlangsung sejak 7 bulan yang
lalu. Perawatan telah dilakukan dengan 5 dokter spesialis dan terapi akupunktur (terapi akupunktur hanya sebulan). Asupan obat dari dokter adalah Nabunetone,
Azulfidine, Amitrips, Acetaminophen. Namun hasilnya masih nihil alias masih belum ada kemajuan yang berarti.
Terapi Selac (sinusoidal electro acupressure) dilakukan pada
daerah kepala, leher, bahu, tangan dan kaki, kurang lebih 20 menit. Setelah
terapi DM mencoba menggerakan kaki kanannya kedepan, menendang kedepan, sebelum
diterapi kaki tersebut terasa nyeri namun sekarang sudah tidak terasa nyerinya. Mungkin ini
sebagai pertanda proses terapi Selac akan bermanfaat untuk pemulihan
fibromyalgia. Asupan herbal diberikan
Pegagan, Mahkota Dewa,Kombinasi (akar
sidaguri, sambiloto, mahkota dewa, kompri)
serta Tripang. Tujuannya mengatasi nyeri, arthritis, dan meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap bakteri atau
virus, dan alergi.
Terapi dilanjutkan tgl 30 Juni 2011 s/d tgl 4 Juli 2011, terapi
Selac 1x sehari. Proses pengobatan berlangsung seminggu. Dilaporkan oleh DM,
bahwa kondisi tidur sudah nyenyak, tenaga sudah pulih, bangun tidurpun sudah
tidak terasa nyeri otot dan kaku. Namun asupan herbal dan tripang tetap
diberikan untuk 2 minggu kedepan.
Kesimpulan : Proses pemulihan Fibromyalgia ini dengan metoda
SELAC (sinusoidal electro acupressure) dan Ramuan Indonesia, hanya dalam waktu
seminggu relative sangat cepat, efektif, alamiah dan aman. Sampai dengan saat
saya upload tulisan ini (10 Mei 2012), yang bersangkutan sehat alias tidak
kambuh penyakitnya.