Pada Ahad 15 Agustus 2021 yang lalu, sekitar jam 14.00 saya dikunjungi bp.DD, 69 thn, biasanya untuk terapi pemeliharaan kesehatan. Sebelumnya beliau cerita bahwa tadi pagi dikolam renang bersama keponakan, dan merasa lebih kuat berenangnya dibandingkan sang keponakan.
Kemudian pertama saya lakukan pemeriksaan dengan oximeter
(waspada karena pandemi), kok bunyi (warning). Saya lihat %SpO2 (Saturation of
Peripheral) pada angka 98 artinya saturasi oksigen normal namun bpmPR (Pulse Rate
Beats per minute) pada angka 44 berwarna merah (normal 60-100 bpm). Rupanya
bunyi itu adalah warning untuk denyut jantung yang lemah. Kondisi ini baru
pernah saya alami , pengalaman pertama, karena biasanya yang bunyi adalah
warning untuk saturasi oksigen. Selanjutnya saya ukur tekanan darah pasien
yaitu 129/76, denyut jantung 55. Tekanan darah normal namun denyut jantung
kurang. Tindakan yang saya lakukan adalah segera melakukan terapi pada titik
REN 17 (titik akupuntur ditengah-tengah dada) dengan menempelkan 2 buah Pad
probe pada titik tersebut selama 30 menit (SELAC Therapy/Elektro Akupresur),
setelah itu dilanjutkan pada titik REN 14 (titik akupunktur di uluhati) dengan
menempelkan 2 buah Pad Probe pada titik tersebut selama 30 menit. Terapi selesai
dalam waktu 60 menit, dan tekanan darah kembali di ukur, hasilnya 129/83,
denyut jantung 69. Tekanan darah dan denyut jantung normal, artinya sirkulasi
jantung menjadi normal. Alhamdulillah, hasil terapi efektif. Kemudian saya
berikan Daun Dewa sebagai asupan herbal untuk mendukung perbaikan sirkulasi
jantung.
Dengan contoh kasus diatas bisa diambil pelajaran yaitu
sebaiknya teman-teman para lansia berhati-hati dalam melakukan aktivitas
olahraganya, tidak perlu ngotot, karena kapasitas organ sudah mulai berkurang,
cukup sekedar menjaga kesehatan saja, ketimbang beresiko fatal.
Salam sehat
Ansuska Gumanti